Salam hangat, Sobat Paulus semuanya. Nama saya Fransiska Kurnia Wati. Saya adalah salah satu guru bahasa Mandarin di SMA Santo Paulus Pontianak. Saya biasanya dipanggil Laoshi Siska oleh siswa/i. Kali ini, saya akan menceritakan upaya nyata saya dalam memajukan pendidikan bahasa Mandarin di sekolah melalui pengadaan modul HSK.
Di SMA Santo Paulus Pontianak, pembelajaran bahasa Mandarin kini semakin terarah dengan diterapkannya modul HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) sebagai bahan ajar utama. Pada tahun ajaran 2024/2025, siswa tidak hanya belajar bahasa Mandarin sebagai pelajaran biasa, tetapi juga dipersiapkan untuk menghadapi HSK, sebuah standar internasional yang mengukur kemampuan berbahasa Mandarin, analog seperti TOEFL dan IELTS untuk bahasa Inggris. Langkah ini menjadi sangat penting mengingat peluang besar yang terbuka bagi mereka yang memiliki sertifikasi HSK, terutama dalam memasuki dunia kerja di perusahaan asing maupun melanjutkan studi ke luar negeri, khususnya di Asia.
Modul HSK yang diterapkan di SMA Santo Paulus Pontianak dikembangkan oleh Laoshi Fransiska Kurnia Wati dan Laoshi Evy Natalia, keduanya berturut-turut biasa dipanggil Laoshi Siska dan Laoshi Evy. Keduanya secara mandiri menyusun modul ini dengan teliti, merujuk pada standar HSK yang berlaku dari level 1 hingga 6. Sesuai dengan tingkat pendidikan siswa, modul ini dibagi menjadi beberapa tahapan:
Kelas 10: HSK Standar 2
Kelas 11: HSK Standar 3
Kelas 12: HSK Standar 4